TANGERANG, TRANSPANTURA.COM - PT PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar menerima kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Institut Teknologi PLN (IT PLN) dalam rangka membahas sinergi pengelolaan sampah di wilayah Tangerang, khususnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin. Kunjungan ini berlangsung di Ruang Meeting Utama Gedung Administrasi UBP Lontar, Senin (14/07/2025)
Dalam kunjungan tersebut, hadir Ir. Muchamad Solehhudin, M.Si., selaku Staf Ahli Bupati Tangerang Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan, serta Dr. Ir. M. Ahsin Sidqi, M.M., IPU., ASEAN Eng., QRGP, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Usaha IT PLN. Mereka turut didampingi oleh sejumlah dosen dan tenaga ahli dari IT PLN.
Diskusi yang berlangsung hangat ini menyoroti tantangan serius pengelolaan sampah di Kabupaten Tangerang, khususnya di TPA Jatiwaringin yang kini hanya menyisakan lahan seluas 3 hektar. Dalam sambutannya, Solehhudin menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut, sembari menekankan pentingnya peran masyarakat melalui kelompok-kelompok seperti Bank Sampah Tanjung Burung, Tigaraksa, dan Telaga Bestari yang aktif sebagai pionir dalam pengelolaan sampah di tingkat lokal.
Sementara itu, Ahsin mengapresiasi keterbukaan UBP Lontar dalam memberikan ruang bagi akademisi untuk mengembangkan inovasi yang dapat diterapkan di sektor energi, khususnya dalam menghasilkan energi bersih dari limbah sampah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan lingkungan dengan solusi berkelanjutan.
Senior Manager UBP Lontar, Ria Indrawan, turut memaparkan sejumlah inisiatif yang telah dilakukan UBP Lontar dalam mengelola sampah hasil kegiatan operasional pembangkit. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Pemanfaatan sampah sisa makanan sebagai pakan ikan di danau
2. Pemanfaatan sampah daun dan kulit kerang menjadi kompos
3. Pengolahan ranting pohon menjadi sawdust
4. Pengolahan sampah plastik menjadi papan daur ulang
Selain itu, UBP Lontar juga telah bekerja sama dengan Pemkab Tangerang dan Bank Sampah Tanjung Burung dalam pengelolaan sampah Sungai Cisadane. Limbah seperti sawdust dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa, sedangkan sampah kertas yang dicacah didistribusikan ke Bank Sampah Indonesia (BSI) untuk dijadikan kerajinan tangan atau bahan baku produk bernilai ekonomi.
Kegiatan kunjungan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat sinergi antar-stakeholder untuk mendukung program zero waste. Kolaborasi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan sektor industri diharapkan mampu menciptakan solusi pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan demi lingkungan yang lebih baik di masa depan. (rh/hms)
