-->

Notification

×

Iklan

Iklan

PASANG IKLAN

Warga Tolak Aksi Akbar di Tugu Mauk 10 November, Khawatir Ganggu Aktivitas dan Lalu Lintas

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10/31/2025 08:33:00 PM WIB

Foto : Para tukang ojek di sekitar Tugu Mauk resah dengan rencana aksi akbar yang dinilai berpotensi menurunkan penghasilan dan menyebabkan kemacetan.

TANGERANG, TRANSPANTURA.COM – Seruan aksi akbar unjuk rasa di Tugu Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, yang beredar luas di media sosial, menuai penolakan dari warga setempat. Aksi tersebut disebut akan digelar pada Senin, 10 November 2025 oleh sekelompok orang dari luar daerah. Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti tuntutan dan motif para demonstran memilih Tugu Mauk sebagai lokasi aksi.


Sejumlah warga Kecamatan Mauk menilai Tugu Mauk bukan tempat yang tepat untuk menggelar demonstrasi, karena berpotensi mengganggu arus lalu lintas, perekonomian warga, keamanan, serta kegiatan pendidikan di sekitarnya.


Penghasilan Tukang Ojek Terancam


Sugandi, salah satu pengurus Komunitas Ojek Tugu Mauk, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak ekonomi dari rencana aksi tersebut. Ia menilai, aksi unjuk rasa bisa membuat warga enggan melintas atau menggunakan jasa ojek di kawasan Tugu Mauk.


" Khawatirnya, penghasilan kami berkurang. Kalau banyak orang demo, biasanya penyewa pada takut,” ujarnya, belum lama ini.


Sugandi juga menambahkan bahwa aksi besar di Tugu Mauk pasti akan mengganggu kelancaran lalu lintas dan menimbulkan kemacetan. Ia pun meminta agar penyelenggara mencari lokasi lain yang lebih strategis.


“Demo silakan saja, tapi jangan di Tugu Mauk. Saya mohon dengan sangat, carilah tempat lain yang lebih sesuai,” imbuhnya.


Sekolah Terganggu Aktivitas Belajar


Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Abung, Humas SMPN 1 Mauk. Menurutnya, lokasi Tugu Mauk yang berdekatan dengan sekolah berpotensi mengganggu kegiatan belajar mengajar.



“Kalau demo sampai ratusan orang, tentu saja suasana sekolah jadi terganggu. Anak-anak bisa sulit fokus belajar,” ucapnya.



Sementara itu, Andi Pratama, Pembina OSIS SMKN 5 Kabupaten Tangerang, menyebut bahwa sekolahnya sedang dalam proses pembangunan sehingga jadwal belajar dibagi dua sesi: pagi dan siang.


“Kelas 10 masuk pagi, kelas 11 masuk siang. Kami khawatir kalau terjadi kemacetan, siswa yang dari arah Tugu Mauk akan terlambat masuk,” jelasnya.


Khawatir Siswa Terprovokasi


Kekhawatiran juga datang dari Rahmatullah, Humas SMAN 2 Kabupaten Tangerang, yang menyoroti potensi keterlibatan siswa dalam aksi tersebut. Ia menegaskan bahwa Tugu Mauk merupakan jalur utama yang sering dilalui para pelajar.


“Kami khawatir anak-anak ikut serta dalam aksi karena jiwa mereka masih muda dan mudah terprovokasi,” ujarnya.


Rahmatullah menyebut, jumlah siswa di SMAN 2 Kabupaten Tangerang mencapai 1.297 orang, dan sebagian besar melintas di kawasan Tugu Mauk setiap hari.



Warga Kecamatan Mauk berharap penyelenggara aksi akbar mempertimbangkan ulang rencana demonstrasi di Tugu Mauk. Mereka menilai aksi tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat, lalu lintas, hingga proses pendidikan. (*)

PASANG IKLAN
×
Berita Terbaru Update