TANGERANG, TRANSPANTURA.COM - Seruan aksi unjuk rasa besar yang akan digelar di Tugu Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Senin, 10 November 2025, menuai penolakan dari masyarakat setempat. Aksi yang disebut-sebut digagas oleh kelompok dari luar daerah itu tengah viral di media sosial, meski hingga kini belum diketahui secara pasti tuntutan dan motif para demonstran memilih Tugu Mauk sebagai lokasi aksi.
Warga Kecamatan Mauk menilai, rencana aksi besar di kawasan tersebut tidak tepat karena berpotensi mengganggu arus lalu lintas, aktivitas ekonomi, keamanan lingkungan, serta kegiatan pendidikan di sekitar Tugu Mauk.
Spanduk Penolakan Bermunculan di Sekolah-sekolah
Berdasarkan pantauan pada Senin, 3 November 2025, sejumlah spanduk penolakan aksi unjuk rasa terpasang di berbagai sekolah di sekitar lokasi. Spanduk tersebut terlihat di SMPN 1 Mauk, SMPN 2 Mauk, SMAN 2 Kabupaten Tangerang, dan SMKN 5 Kabupaten Tangerang.
Salah satu spanduk bertuliskan, “Komite SMPN 1 Mauk menolak aksi demonstrasi yang akan dilaksanakan 10 November dengan alasan keselamatan dan keamanan siswa, terganggunya proses kegiatan belajar mengajar, serta menghindari politisasi.”
Sekolah Khawatir Aktivitas Belajar Terganggu
Humas SMPN 2 Mauk, Joko, mengaku pihak sekolah merasa khawatir aksi besar tersebut dapat mengganggu kenyamanan siswa.
“Karena aksesnya kan jalan utama ya, itu Tugu Mauk. Banyak siswa kami dari Tanjung Kait, Marga Mulya, Tegal Kunir, dan Jatiwaringin. Kalau ada demo besar, pasti aktivitas belajar terganggu,” ujar Joko kepada wartawan.
Ia berharap para penggagas aksi mempertimbangkan kembali lokasi unjuk rasa demi keamanan dan kenyamanan masyarakat Mauk.
“Mohon dipertimbangkan tempatnya, jangan di Tugu Mauk,” harapnya.
Ribuan Siswa Berpotensi Terdampak
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah siswa di beberapa sekolah sekitar Tugu Mauk mencapai ribuan. SMPN 1 Mauk memiliki sekitar 1.200 siswa, SMPN 2 Mauk sebanyak 978 siswa, SMAN 2 Kabupaten Tangerang sekitar 1.297 siswa, dan SMKN 5 Kabupaten Tangerang mencapai 2.330 siswa.
Dengan jumlah tersebut, masyarakat menilai aksi besar di kawasan itu berpotensi mengganggu aktivitas pendidikan ribuan pelajar di Kecamatan Mauk. (*)


